DIODE
ZENER
1.
Bahan dasar
Bahan dasar pembutan
komponen dioda zener adalah silikon yang mempunyai sifat lebih tahan panas,
oleh karena itu sering digunakan untuk komponen-komponen elektronika yang
berdaya tinggi. Elektron-elektron yang terletak pada orbit paling luar
(lintasan valensi) sangat kuat terikat dengan intinya (proton) sehingga sama
sekali tidak mungkin elektron-elektron tersebut melepaskan diri dari intinya.
2.
Dasar pembentukan
junction pn
Pembentukan dioda bisa
dilaksanakan dengan cara point kontak dan junction. Namun dalam pembahasan ini
fokus pembahasan materi diarahkan pada cara junction.
Pengertian junction
(pertemuan) adalah daerah dimana tipe p dan tipe n bertemu, dan dioda junction
adalah nama lain untuk kristal pn (kata dioda adalah pendekan dari dua
elektroda dimana di berarti dua). Untuk lebih jelasnya lihat gambar dibawah
ini.

Gambar 3.1. Simbol dan
konstruksi diode persambungan-PN
Sisi p mempunyai
banyak hole dan sisi n banyak elektron pita konduksi. Agar tidak membingungkan,
pembawa minoritas tidak ditunjukkan, tetapi camkanlah bahwa ada beberapa
elektron pita konduksi pada sisi p dan sedikit hole pada sisi n.
Elektron pada sisi n
cenderung untuk berdifusi kesegala arah, beberapa berdifusi melalui junction.
Jika elektron masuk daerah p, ia akan merupakan pembawa minoritas, dengan
banyaknya hole disekitarnya, pembawa minoritas ini mempunyai umur hidup yang
singkat, segera setelah memasuki daerah p, elektron akan jatuh kedalam hole.
Jika ini terjadi, hole lenyap dan elektron pita konduksi menjadi elektron
valensi. Setiap kali elektron berdifusi melalui junction ia menciptakan
sepasang ion, untuk lebih jelasnya lihat gambar dibawah ini :
Tanda positip
berlingkaran menandakan ion positip dan taanda negatip berlingkaran menandakan
ion negatip. Ion tetap dalam struktur kristal karena ikatan kovalen dan tidak
dapat berkeliling seperti elektron pita konduksi ataupun hole. Tiap pasang ion
positip dan negatip disebut dipole, penciptaan dipole berarti satu elektron
pita konduksi dan satu hole telah dikeluarkan dari sirkulasi. Jika terbentuk
sejumlah dipole, daerah dekat junction dikosongkan dari muatan-muatan yang
bergerak, kita sebut daerah yang kosong muatan ini dengan lapisan pengosongan
(depletion layer).
3.
Potensial Barier
Tiap dipole mempunyai
medan listrik, anak panah menunjukkan arah gaya pada muatan positip. Oleh sebab
itu jika elektron memasuki lapisan pengosongan, medan mencoba mendorong
elektron kembali kedalam daerah n. Kekuatan medan bertambah dengan berpindahnya
tiap elektron sampai akhirnya medan menghentikan difusi elektron yang melewati
junction.
Untuk pendekatan kedua
kita perlu memasukkan pembawa minoritas.Ingat sisi p mempunyai beberapa
elektron pita konduksi yang dihasilkan secara thermal. Mereka yang didalam
pengosongan didorong oleh medan kedalam daerah n. Hal ini sedikit mengurangi
kekuatan medan dan membiarkan beberapa pembawa mayoritas berdifusi dari kanan
ke kiri untuk mengembalikan medan pada kekuatannya semula.
Inilah gambaran
terakhir dari kesamaan pada junction :
a.
Beberapa pembawa minoritas bergeser melewati junction,
mereka akan mengurangi medan yang menerimanya.
b.
Beberapa pembawa mayoritas berdifusi melewati junction
dan mengembalikan medan pada harga semula.
Adanya medan diantara
ion adalah ekuivalen dengan perbedaan potensial yang disebut potensial barier,
potensial barier kira-kira sama dengan 0,3 V untuk germanium dan 0,7 V untuk
silikon.
Gambar 3.2. Simbol, konstruksi dan cara pemberian tegangan pada
diode zener
4. Dioda zener dalam kondisi forward bias.
Dalam kondisi
forward bias dioda zener akan dibias sebagai berikut: kaki katoda diberi
tegangan lebih negatif terhadap anoda atau anoda diberi tegangan lebih positif
terhadap katoda seperti gambar berikut.
Dalam kondisi demikian dioda zener
akan berfungsi sama halnya dioda penyearah dan mulai aktif setelah mencapai
tegangan barier yaitu 0,7V.
|
Gambar 3.3.dioda zener dalam arah forward
Disaat
kondisi
demikian tahanan dioda (Rz) kecil sekali .
Sedangkan konduktansi besar sekali, karena tegangan maju akan menyempitkan
depletion layer (daerah perpindahan muatan) sehingga perlawanannya menjadi
kecil dan mengakibatkan adanya aliran elektron. Untuk lebih jelasnya lihat
gambar dibawah ini.
Gambar 3.4. Depletion layer pada dioda zener
dalam arah forward
5. Dioda zener dalam kondisi Reverse bias.
Dalam kondisi reverse bias dioda zener kaki katoda selalu diberi
tegangan yang lebih positif terhadap anoda.
Gambar 3.5.dioda zener
dalam arah reverse
Jika tegangan yang
dikenakan mencapai nilai breakdown, pembawa minoritas lapisan pengosongan dipercepat
sehingga mencapai kecepatan yang cukup tinggi untuk mengeluarkan elektron
valensi dari orbit terluar. Elektron yang baru dibebaskan kemudian dapat
menambah kecepatan cukup tinggi untuk membebaskan elektron valensi yang lain.
Dengan cara ini kita memperoleh longsoran elektron bebas. Longsoran terjadi
untuk tegangan reverse yang lebih besar dari 6V atau lebih.
Efek zener berbeda-beda bila dioda di-doping banyak, lapisan
pengosongan amat sempit. Oleh karena itu medan listrik pada lapisan pengosongan
amat kuat. Jika kuat medan mencapai kira-kira 300.000 V persentimeter, medan
cukup kuat untuk menarik elektron keluar dari orbit valensi. Penciptaan
elektron bebas dengan cara ini disebut breakdown zener.
Efek zener dominan pada tegangan breakdown kurang dari 4 V,
efek longsoran dominan pada tegangan breakdown yang lebih besar dari 6 V, dan
kedua efek tersebut ada antara 4 dan 6 V. Pada mulanya orang mengira bahwa efek
zener merupakan satu-satunya mekanisme breakdown dalam dioda. Oleh karenanya,
nama “dioda zener” sangat luas digunakan sebelum efek longsoran ditemukan.
Semua dioda yang dioptimumkan bekerja pada daerah breakdown oleh karenanya
tetap disebut dioda zener.
Gambar 3.6. Depletion layer pada dioda zener dalam arah reverse
Didaerah reverse mulai aktif, bila tegangan dioda
(negatif) sama dengan tegangan zener dioda,atau dapat dikatakan bahwa didalam
daerah aktif reverse konduktansi besar sekali dan sebelum aktif konduktansi kecil sekali.
6.
Karakteristik Dioda zener.
Jika digambarkan kurva karakteristik dioda zener dalam
kondisi forward bias dan reverse bias adalah sebagai berikut.
Gambar 3.7.
Grafik Karakteristik Dioda Zener
Dari hasil percobaan dapat disimpulkan bahwa
karakteristik dioda zener untuk forward sama dengan dioda rectifier (penyearah)
dan mulai aktif setelah tegangan 0,7 Volt.
Di daerah
reverse mulai aktif, bila tegangan dioda (negatif) sama dengan tegangan zener
dioda (5,6V).
7.
Tegangan Breakdown dan Rating Daya
Gambar 29
menunjukkan kurva tegangan dioda zener . Abaikan arus yang mengalir hingga kita
mencapai tegangan breakdown Uz . Pada dioda zener , breakdown
mempunyai lekukan yang sangat tajam, diikuti dengan kenaikan arus yang hampir
vertikal.Perhatikanlah bahwa tegangan kira-kira konstan sama dengan UZpada arus test IZT tertentu di atas lekukan (lihat Gambar 29 ) .
Dissipasi daya
dioda zener sama dengan perkalian tegangan dan arusnya , yaitu :
Misalkan, jika UZ = 12 dan IZ
= 10 mA,
Selama PZ kurang daripada rating daya PZ(max),
dioda zener tidak akan rusak. Dioda zener yang ada di pasaran mempunyai rating
daya dari 1/4 W sampai lebih dari 50 W .
Lembar data kerap kali menspesifikasikan arus maksimum
dioda zener yang dapat ditangani tanpa melampaui rating dayanya . Arus maksimum
diberi tanda IZM (lihat Gambar 1 . Hubungan antara IZM
dan rating daya adalah :
Gambar 3.9. Kurva
Tegangan Dioda Zener
8.
Impendansi Zener
Jika dioda zener bekerja dalam daerah
breakdown, dengan tambahan tegangan sedikit menghasilkan pertambahan arus yang
besar. Ini menandakan bahwa dioda zener mempunyai impedansi yang kecil. Kita
dapat menghitung impedansi dengan cara :
Zz = AV/Ai
Sebagai contoh, jika
kurva menunjukkan perubahan 80 mV dan 20 mA, impedansi zener adalah :
Zz = 0.008/0.002 = 4 ohm
Lembar
data menspesifikasikan impedansi
zener pada arus tes yang sama di gunakan untuk UZ .Impedansi
zener pada arus tes ini diberi tanda ZZT.
Misalnya, 1N3020 mempunyai UZ 10 V dan
ZZT
= 7W untuk IZT
= 25 mA .
9. Koefisien Suhu
Koefisien suhu TC
adalah perubahan (dalam persen ) tegangan zener per derajad Celcius.
Jika UZ = 10 V pada
250 C dan TC=
0,1%, maka
UZ = 10 V (250C)
UZ= 10,01 (260C)
UZ= 10,02 V (270C)
UZ = 10,03 V (280C)
dan seterusnya .
Dalam
rumus, perubahan tegangan zener adalah :
AUz = Tc x AT x Uz
Diketahui
TC = 0,004% dan U= 15V
pada 250C, perubahan tegangan zener dari 250C sampai 1000C
adalah
AUz = 0,004 (10-2) (100 - 25) 15 = 0,045 Volt
Oleh
sebab itu, pada 1000C, UZ=
15,045 V
10. Dioda
Zener Sebagai Penstabil Tegangan
Sesuai
dengan sifat-sifat yang dimiliki, dioda zener dapat digunakan sebagai penstabil
ataupun pembagi tegangan . Salah satu contoh adalah ditunjukkan gambar 3.10 .
Gambar 3.10 Penstabil tegangan pada output penyearah
Adapun
cara kerja rangkaian di atas adalah sebagai berikut :
1.
Bila dioda Zener yang kita pilih memiliki tegangan
tembus sebesar 10 Volt , lihat gambar di atas,
berarti tegangan output yang diperlukan adalah sebesar 10 V satabil .
2.
RS gunanya untuk membatasi tegangan yang masuk dalam
rangkaian dan RL untuk beban atau output yang kita ambil tegangannya .
3.
Seandainya tegangan input ( tegangan dari filter ) itu
naik , misalkan 16 Volt maka tegangan yang didrop oleh RL juga akan naik
misalkan sebesar 12 Volt . Maka dioda zener akan menghantar . Arus akan terbagi
dua , yaitu lewat RL dan ZD . Sedangkan dioda zener mempertahankan tegangan
sebesar 10 Volt dan karena dioda ini di pasang paralel dengan RL maka dengan
sendirinya tegangan output akan tetap sebesar 10 Volt .
4.
Selanjutnya apabila tegangan input turun maka tegangan
yang di drop oleh RS akan kurang dari 4 Volt dan tegangan yang di drop oleh RL
pun akan kurang dari 10 Volt . Hal ini mengakibatkan dioda zener menyumbat dan
arus hanya mengalir lewat RL saja . Dengan sendirinya tegangan output akan
turun ( tegangan input turun menjadi 12 Volt.
5.
Kesimpulannya adalah bahwa tegangan output tidak akan
melebihi dari 10 Volt tetapi dioda zener tidak menjamin tegangan tetap sebesar
10 Volt bila tegangan input dari filter itu turun .
Contoh lain pemakaian dioda zener adalah seperti gambar 2 .
Dengan cara tersebut kita akan mendapatkan beberapa macam tegangan yang
diinginkan .
Gambar 3.11. Pembagi tegangan dengan dioda zener
Beberapa dioda
zener dipasang berderet
dan setiap dioda
memiliki tegangan tersendiri ( tegangan zener ) . Dengan
jalan seperti di atas maka kita
akan mendapatkan tegangan-tegangan 30 V , 42 V dan 48,8 V .
Rumus untuk menyelesaikan rangkaian Stabilitas
tegangan dengan Dioda Zener adalah sebagai berikut :
·
Arus pada RS : Is = Ui - Uz/Rs
·
IZ = IS - IBB
·
Tegangan-beban : URB = UZ
·
Arus-beban : IBb = UBb/RBb
|














Tidak ada komentar:
Posting Komentar