Minggu, 26 Maret 2017

DIODA ZENER

DIODE ZENER
1.      Bahan dasar
Bahan dasar pembutan komponen dioda zener adalah silikon yang mempunyai sifat lebih tahan panas, oleh karena itu sering digunakan untuk komponen-komponen elektronika yang berdaya tinggi. Elektron-elektron yang terletak pada orbit paling luar (lintasan valensi) sangat kuat terikat dengan intinya (proton) sehingga sama sekali tidak mungkin elektron-elektron tersebut melepaskan diri dari intinya.
2.      Dasar pembentukan junction pn
Pembentukan dioda bisa dilaksanakan dengan cara point kontak dan junction. Namun dalam pembahasan ini fokus pembahasan materi diarahkan pada cara junction.
Pengertian junction (pertemuan) adalah daerah dimana tipe p dan tipe n bertemu, dan dioda junction adalah nama lain untuk kristal pn (kata dioda adalah pendekan dari dua elektroda dimana di berarti dua). Untuk lebih jelasnya lihat gambar dibawah ini.
Gambar 3.1. Simbol dan konstruksi diode persambungan-PN
Sisi p mempunyai banyak hole dan sisi n banyak elektron pita konduksi. Agar tidak membingungkan, pembawa minoritas tidak ditunjukkan, tetapi camkanlah bahwa ada beberapa elektron pita konduksi pada sisi p dan sedikit hole pada sisi n.
Elektron pada sisi n cenderung untuk berdifusi kesegala arah, beberapa berdifusi melalui junction. Jika elektron masuk daerah p, ia akan merupakan pembawa minoritas, dengan banyaknya hole disekitarnya, pembawa minoritas ini mempunyai umur hidup yang singkat, segera setelah memasuki daerah p, elektron akan jatuh kedalam hole. Jika ini terjadi, hole lenyap dan elektron pita konduksi menjadi elektron valensi. Setiap kali elektron berdifusi melalui junction ia menciptakan sepasang ion, untuk lebih jelasnya lihat gambar dibawah ini :

Tanda positip berlingkaran menandakan ion positip dan taanda negatip berlingkaran menandakan ion negatip. Ion tetap dalam struktur kristal karena ikatan kovalen dan tidak dapat berkeliling seperti elektron pita konduksi ataupun hole. Tiap pasang ion positip dan negatip disebut dipole, penciptaan dipole berarti satu elektron pita konduksi dan satu hole telah dikeluarkan dari sirkulasi. Jika terbentuk sejumlah dipole, daerah dekat junction dikosongkan dari muatan-muatan yang bergerak, kita sebut daerah yang kosong muatan ini dengan lapisan pengosongan (depletion layer).

3.      Potensial Barier
Tiap dipole mempunyai medan listrik, anak panah menunjukkan arah gaya pada muatan positip. Oleh sebab itu jika elektron memasuki lapisan pengosongan, medan mencoba mendorong elektron kembali kedalam daerah n. Kekuatan medan bertambah dengan berpindahnya tiap elektron sampai akhirnya medan menghentikan difusi elektron yang melewati junction.
Untuk pendekatan kedua kita perlu memasukkan pembawa minoritas.Ingat sisi p mempunyai beberapa elektron pita konduksi yang dihasilkan secara thermal. Mereka yang didalam pengosongan didorong oleh medan kedalam daerah n. Hal ini sedikit mengurangi kekuatan medan dan membiarkan beberapa pembawa mayoritas berdifusi dari kanan ke kiri untuk mengembalikan medan pada kekuatannya semula.
Inilah gambaran terakhir dari kesamaan pada junction :

a.         Beberapa pembawa minoritas bergeser melewati junction, mereka akan mengurangi medan yang menerimanya.
b.        Beberapa pembawa mayoritas berdifusi melewati junction dan mengembalikan medan pada harga semula.
Adanya medan diantara ion adalah ekuivalen dengan perbedaan potensial yang disebut potensial barier, potensial barier kira-kira sama dengan 0,3 V untuk germanium dan 0,7 V untuk silikon.

     


Gambar 3.2. Simbol,  konstruksi dan cara pemberian tegangan pada diode zener
4.      Dioda zener dalam kondisi forward bias.
Dalam kondisi forward bias dioda zener akan dibias sebagai berikut: kaki katoda diberi tegangan lebih negatif terhadap anoda atau anoda diberi tegangan lebih positif terhadap katoda seperti gambar berikut.
Dalam kondisi demikian dioda zener akan berfungsi sama halnya dioda penyearah dan mulai aktif setelah mencapai tegangan barier yaitu 0,7V.
Gambar 3.3.dioda zener dalam arah forward
Disaat kondisi demikian tahanan dioda (Rz) kecil sekali .
Sedangkan konduktansi besar sekali, karena tegangan maju akan menyempitkan depletion layer (daerah perpindahan muatan) sehingga perlawanannya menjadi kecil dan mengakibatkan adanya aliran elektron. Untuk lebih jelasnya lihat gambar dibawah ini.


Gambar 3.4. Depletion layer pada dioda zener dalam arah forward
5.      Dioda zener dalam kondisi Reverse bias.
Dalam kondisi reverse bias dioda zener kaki katoda selalu diberi tegangan yang lebih positif terhadap anoda.

                      Gambar 3.5.dioda zener dalam arah reverse
Jika tegangan yang dikenakan mencapai nilai breakdown, pembawa minoritas lapisan pengosongan dipercepat sehingga mencapai kecepatan yang cukup tinggi untuk mengeluarkan elektron valensi dari orbit terluar. Elektron yang baru dibebaskan kemudian dapat menambah kecepatan cukup tinggi untuk membebaskan elektron valensi yang lain. Dengan cara ini kita memperoleh longsoran elektron bebas. Longsoran terjadi untuk tegangan reverse yang lebih besar dari 6V atau lebih.
Efek zener berbeda-beda bila dioda di-doping banyak, lapisan pengosongan amat sempit. Oleh karena itu medan listrik pada lapisan pengosongan amat kuat. Jika kuat medan mencapai kira-kira 300.000 V persentimeter, medan cukup kuat untuk menarik elektron keluar dari orbit valensi. Penciptaan elektron bebas dengan cara ini disebut breakdown zener.
Efek zener dominan pada tegangan breakdown kurang dari 4 V, efek longsoran dominan pada tegangan breakdown yang lebih besar dari 6 V, dan kedua efek tersebut ada antara 4 dan 6 V. Pada mulanya orang mengira bahwa efek zener merupakan satu-satunya mekanisme breakdown dalam dioda. Oleh karenanya, nama “dioda zener” sangat luas digunakan sebelum efek longsoran ditemukan. Semua dioda yang dioptimumkan bekerja pada daerah breakdown oleh karenanya tetap disebut dioda zener.

Gambar 3.6. Depletion layer pada dioda zener dalam arah reverse
Didaerah reverse mulai aktif, bila tegangan dioda (negatif) sama dengan tegangan zener dioda,atau dapat dikatakan bahwa didalam daerah aktif reverse  konduktansi besar sekali dan sebelum aktif  konduktansi kecil sekali.
6.      Karakteristik Dioda zener.
Jika digambarkan kurva karakteristik dioda zener dalam kondisi forward bias dan reverse bias adalah sebagai berikut.

                                    Gambar 3.7. Grafik Karakteristik Dioda Zener
Dari hasil percobaan dapat disimpulkan bahwa karakteristik dioda zener untuk forward sama dengan dioda rectifier (penyearah) dan mulai aktif setelah tegangan 0,7 Volt.
Di daerah reverse mulai aktif, bila tegangan dioda (negatif) sama dengan tegangan zener dioda (5,6V).
7.      Tegangan Breakdown dan Rating Daya
Gambar 29 menunjukkan kurva tegangan dioda zener . Abaikan arus yang mengalir hingga kita mencapai tegangan breakdown Uz . Pada dioda zener , breakdown mempunyai lekukan yang sangat tajam, diikuti dengan kenaikan arus yang hampir vertikal.Perhatikanlah bahwa tegangan kira-kira konstan sama dengan UZpada arus test IZT  tertentu di atas lekukan (lihat Gambar 29 ) .
Dissipasi daya dioda zener sama dengan perkalian tegangan dan arusnya , yaitu :
           
                    
Misalkan, jika UZ = 12 dan IZ = 10 mA,
             Selama PZ kurang daripada rating daya PZ(max), dioda zener tidak akan rusak. Dioda zener yang ada di pasaran mempunyai rating daya dari 1/4 W sampai lebih dari 50 W .
Lembar data kerap kali menspesifikasikan arus maksimum dioda zener yang dapat ditangani tanpa melampaui rating dayanya . Arus maksimum diberi tanda IZM (lihat Gambar 1 . Hubungan antara IZM dan rating daya adalah :                                       
Gambar 3.9. Kurva Tegangan Dioda Zener
8.      Impendansi Zener
Jika dioda zener bekerja dalam daerah breakdown, dengan tambahan tegangan sedikit menghasilkan pertambahan arus yang besar. Ini menandakan bahwa dioda zener mempunyai impedansi yang kecil. Kita dapat menghitung impedansi dengan cara :
                                  Zz = AV/Ai                                       
Sebagai contoh, jika kurva menunjukkan perubahan 80 mV dan 20 mA, impedansi zener adalah :
Zz = 0.008/0.002 = 4 ohm               
Lembar data menspesifikasikan impedansi zener pada arus tes yang sama di gunakan untuk UZ .Impedansi zener pada arus tes ini diberi tanda ZZT. Misalnya, 1N3020 mempunyai UZ 10 V dan
ZZT = 7W untuk IZT = 25 mA .
9.      Koefisien Suhu
Koefisien suhu TC adalah perubahan (dalam persen ) tegangan zener per derajad Celcius.
Jika UZ = 10 V pada 250 C dan TC= 0,1%, maka
                                                                              UZ = 10 V       (250C)
                                                                              UZ= 10,01       (260C)
                                                                              UZ= 10,02 V   (270C)
                                                                              UZ = 10,03 V   (280C)
dan seterusnya .
 Dalam  rumus, perubahan tegangan zener adalah :
AUz = Tc x AT x Uz      
Diketahui TC = 0,004% dan U= 15V pada 250C, perubahan tegangan zener dari 250C sampai 1000C adalah
              AUz = 0,004 (10-2) (100 - 25) 15 = 0,045 Volt
Oleh sebab itu, pada 1000C, UZ= 15,045 V
10.  Dioda Zener Sebagai Penstabil Tegangan
Sesuai dengan sifat-sifat yang dimiliki, dioda zener dapat digunakan sebagai penstabil ataupun pembagi tegangan . Salah satu contoh adalah ditunjukkan gambar 3.10 .

Gambar 3.10 Penstabil tegangan pada output penyearah

Adapun cara kerja rangkaian di atas adalah sebagai berikut :
1.        Bila dioda Zener yang kita pilih memiliki tegangan tembus sebesar 10 Volt , lihat gambar di atas,  berarti tegangan output yang diperlukan adalah sebesar 10 V satabil .
2.        RS gunanya untuk membatasi tegangan yang masuk dalam rangkaian dan RL untuk beban atau output yang kita ambil tegangannya .
3.        Seandainya tegangan input ( tegangan dari filter ) itu naik , misalkan 16 Volt maka tegangan yang didrop oleh RL juga akan naik misalkan sebesar 12 Volt . Maka dioda zener akan menghantar . Arus akan terbagi dua , yaitu lewat RL dan ZD . Sedangkan dioda zener mempertahankan tegangan sebesar 10 Volt dan karena dioda ini di pasang paralel dengan RL maka dengan sendirinya tegangan output akan tetap sebesar 10 Volt .
4.        Selanjutnya apabila tegangan input turun maka tegangan yang di drop oleh RS akan kurang dari 4 Volt dan tegangan yang di drop oleh RL pun akan kurang dari 10 Volt . Hal ini mengakibatkan dioda zener menyumbat dan arus hanya mengalir lewat RL saja . Dengan sendirinya tegangan output akan turun ( tegangan input turun menjadi 12 Volt.
5.        Kesimpulannya adalah bahwa tegangan output tidak akan melebihi dari 10 Volt tetapi dioda zener tidak menjamin tegangan tetap sebesar 10 Volt bila tegangan input dari filter itu turun .
Contoh lain pemakaian dioda zener adalah seperti gambar 2 . Dengan cara tersebut kita akan mendapatkan beberapa macam tegangan yang diinginkan .

Gambar 3.11. Pembagi tegangan dengan dioda zener
Beberapa  dioda  zener  dipasang  berderet  dan  setiap  dioda  memiliki  tegangan      tersendiri ( tegangan zener ) . Dengan jalan seperti di atas  maka kita akan  mendapatkan  tegangan-tegangan 30 V , 42 V dan 48,8 V .
Rumus untuk menyelesaikan rangkaian Stabilitas tegangan dengan Dioda Zener adalah sebagai berikut :


·         Arus pada RS :   Is = Ui - Uz/Rs  
·         IZ = IS - IBB
·         Tegangan-beban :  URB = UZ
·         Arus-beban :    IBb = UBb/RBb


Tidak ada komentar:

Posting Komentar