BAHAN SEMIKONDUKTOR
Semikonduktor adalah bahan yang sifat-sifat kelistrikannya terletak antara sifat-sifat
konduktor dan isolator. Sifat-sifat kelistrikan konduktor maupun isolator tidak
mudah berubah oleh pengaruh temperatur, cahaya atau medan magnet, tetapi pada semikonduktor sifat-sifat tersebut
sangat sensitive.
Dalam mempelajari elektronika kita
mengenal semikonduktor
tipe P dan semikonduktor
tipe N. Kedua jenis
semikonduktor tersebut merupakan bahan dari pembuatan komponen semikonduktor seperti dioda dan
transistor. semikonduktor
tipe P dan tipe N tersebut dapat dibuat menggunakan bahan silikon dan germanium.
Oleh karena itu perlu kita ketahui tentang teori atom untuk memahami asal dari semikonduktor tersebut.
A. Teori Atom
Elemen terkecil dari suatu bahan yang masih memiliki
sifat-sifat kimia dan fisika yang sama adalah atom. Suatu atom terdiri atas
tiga partikel dasar, yaitu: neutron, proton, dan elektron. Dalam struktur atom,
proton dan neutron membentuk inti atom yang bermuatan positip, sedangkan
elektron-elektron yang bermuatan negatip mengelilingi inti. Elektron-elektron
ini tersusun berlapis-lapis. Struktur atom dengan model Bohr dari bahan semikonduktor yang paling banyak
digunakan adalah silikon dan germanium. Seperti ditunjukkan pada gambar dibawah
atom silikon mempunyai elektron yang mengorbit (mengelilingi inti) sebanyak 14
dan atom germanium mempunyai 32 elektron. Pada atom yang seimbang (netral)
jumlah elektron dalam orbit sama dengan jumlah proton dalam inti. Muatan
listrik sebuah elektron adalah: – 1.602-19 C dan muatan sebuah proton adalah: + 1.602-19 C.
Struktur Atom Silikon Dan Germanium
Elektron yang menempati lapisan terluar disebut
sebagai elektron valensi. Atom silikon dan germanium masing mempunyai empat
elektron valensi. Oleh karena itu baik atom silikon maupun atom germanium
disebut juga dengan atom tetra-valent (bervalensi empat). Empat elektron
valensi tersebut terikat dalam struktur kisi-kisi, sehingga setiap elektron
valensi akan membentuk ikatan kovalen dengan elektron valensi dari atom-atom
yang bersebelahan. Struktur kisi-kisi kristal silikon murni dapat digambarkan
secara dua dimensi.
Struktur Kristal Silikon dengan Ikatan Kovalen
Meskipun terikat dengan kuat dalam struktur kristal, namun bisa saja
elektron valensi tersebut keluar dari ikatan kovalen menuju daerah konduksi
apabila diberikan energi panas. Bila energi panas tersebut cukup kuat untuk
memisahkan elektron dari ikatan kovalen maka elektron tersebut menjadi bebas
atau disebut dengan elektron bebas. Pada suhu ruang terdapat kurang lebih 1.5 x
1010 elektron bebas dalam 1 cm3 bahan silikon
murni (intrinsik) dan 2.5 x 1013elektron bebas
pada germanium. Semakin besar energi panas yang diberikan semakin banyak jumlah
elektron bebas yang keluar dari ikatan kovalen, dengan kata lain konduktivitas
bahan meningkat.
A. Semikonduktor Tipe N
Apabila bahan
semikonduktor intrinsik (murni) diberi (didoping) dengan bahan
bervalensi lain maka diperoleh semikonduktor ekstrinsik. Pada bahan
semikonduktor intrinsik, jumlah elektron bebas dan holenya adalah sama.
Konduktivitas semikonduktor intrinsik sangat rendah, karena terbatasnya jumlah
pembawa muatan yakni hole maupun elektron bebas tersebut. Jika bahan silikon
didoping dengan bahan ketidak murnian (impuritas) bervalensi lima (penta-valens),
maka diperoleh semikonduktor tipe n. Bahan dopan yang bervalensi lima ini
misalnya antimoni, arsenik, dan pospor. Struktur kisi-kisi kristal bahan
silikon type n dapat dilihat pada gambar berikut.
Struktur Kristal Semikonduktor (Silikon) Tipe N
Karena atom antimoni (Sb) bervalensi lima, maka empat
elektron valensi mendapatkan pasangan ikatan kovalen dengan atom silikon
sedangkan elektron valensi yang kelima tidak mendapatkan pasangan. Oleh karena
itu ikatan elektron kelima ini dengan inti menjadi lemah dan mudah menjadi
elektron bebas. Karena setiap atom depan ini menyumbang sebuah elektron, maka
atom yang bervalensi lima disebut dengan atom donor. Dan elektron “bebas”
sumbangan dari atom dopan inipun dapat dikontrol jumlahnya atau konsentrasinya.
Meskipun bahan silikon type n ini mengandung elektron bebas (pembawa
mayoritas) cukup banyak, namun secara keseluruhan kristal ini tetap netral
karena jumlah muatan positip pada inti atom masih sama dengan jumlah
keseluruhan elektronnya. Pada bahan type n disamping jumlah elektron bebasnya
(pembawa mayoritas) meningkat, ternyata jumlah holenya (pembawa minoritas)
menurun. Hal ini disebabkan karena dengan bertambahnya jumlah elektron bebas,
maka kecepatan hole dan elektron ber-rekombinasi (bergabungnya kembali elektron
dengan hole) semakin meningkat. Sehingga jumlah holenya menurun.
Level energi dari elektron bebas sumbangan atom donor dapat digambarkan
seperti pada gambar dibawah. Jarak antara pita konduksi dengan level energi
donor sangat kecil yaitu 0.05 eV untuk silikon dan 0.01 eV untuk germanium.
Oleh karena itu pada suhu ruang saja, maka semua elektron donor sudah bisa
mencapai pita konduksi dan menjadi elektron bebas.
Diagram Pita Energi Semikonduktor Tipe N
Bahan semikonduktor tipe n dapat dilukiskan seperti pada gambar dibawah.
Karena atom-atom donor telah ditinggalkan oleh elektron valensinya (yakni
menjadi elektron bebas), maka menjadi ion yang bermuatan positip. Sehingga
digambarkan dengan tanda positip. Sedangkan elektron bebasnya menjadi pembawa
mayoritas. Dan pembawa minoritasnya berupa hole.
Bahan Semikonduktor Tipe N
B. Semikonduktor Tipe P
Apabila bahan semikonduktor murni (intrinsik) didoping
dengan bahan impuritas (ketidak-murnian) bervalensi tiga, maka akan diperoleh
semikonduktor type p. Bahan dopan yang bervalensi tiga tersebut misalnya boron,
galium, dan indium. Struktur kisi-kisi kristal semikonduktor (silikon) type p
adalah seperti gambar dibawah.
Struktur Kristal Semikonduktor (Silikon) Tipe P
Karena atom dopan mempunyai tiga elektron valensi,
dalam gambar diatas adalah atom Boron (B) , maka hanya tiga ikatan kovalen yang
bisa dipenuhi. Sedangkan tempat yang seharusnya membentuk ikatan kovalen
keempat menjadi kosong (membentuk hole) dan bisa ditempati oleh elektron
valensi lain. Dengan demikian sebuah atom bervalensi tiga akan menyumbangkan
sebuah hole. Atom bervalensi tiga (trivalent) disebut juga atom akseptor,
karena atom ini siap untuk menerima elektron.
Seperti halnya pada semikonduktor type n, secara keseluruhan kristal
semikonduktor type n ini adalah netral. Karena jumlah hole dan elektronnya
sama. Pada bahan type p, hole merupakan pembawa muatan mayoritas. Karena dengan
penambahan atom dopan akan meningkatkan jumlah hole sebagai pembawa muatan.
Sedangkan pembawa minoritasnya adalah elektron.
Diagram Pita Energi Semikonduktor Tipe P
Level energi dari hole akseptor dapat dilihat pada
gambar diatas. Jarak antara level energi akseptor dengan pita valensi sangat
kecil yaitu sekitar 0.01 eV untuk germanium dan 0.05 eV untuk silikon. Dengan
demikian hanya dibutuhkan energi yang sangat kecil bagi elektron valensi untuk
menempati hole di level energi akseptor. Oleh karena itu pada suhur ruang
banyak sekali jumlah hole di pita valensi yang merupakan pembawa muatan.
Bahan semikonduktor tipe p dapat dilukiskan seperti pada gambar dibawah.
Karena atom-atom akseptor telah menerima elektron, maka menjadi ion yang bermuatan
negatip. Sehingga digambarkan dengan tanda negatip. Pembawa mayoritas berupa
hole dan pembawa minoritasnya berupa elektron.








Tidak ada komentar:
Posting Komentar