DIODA
SEBAGAI PENYEARAH TEGANGAN
1. Penyearah Setengah Gelombang
Dioda semikonduktor banyak digunakan sebagai
penyearah.Penyearah yang paling sederhana adalah penyearah setengah gelombang,
yaitu yang terdiri dari sebuah dioda.
Melihat dari namanya, maka hanya setengah gelombang saja yang akan
disearahkan. Gambar 13 menunjukkan
rangkaian penyearah setengah gelombang. Rangkaian penyearah setengah gelombang
mendapat masukan dari skunder trafo yang berupa sinyal ac berbentuk sinus, vi =
Vm Sin wt
(Gambar 13 (b)). Dari persamaan
tersebut, Vm merupakan tegangan puncak atau tegangan maksimum.Harga Vm ini
hanya bisa diukur dengan CRO yakni dengan melihat langsung pada
gelombangnya.Sedangkan pada umumnya harga yang tercantum pada skunder trafo
adalah tegangan efektif. Hubungan antara
tegangan puncap Vm dengan tegangan efektif (Veff) atau
tegangan rms (Vrms) adalah:
|
Tegangan (arus) efektif atau rms (root-mean-square) adalah tegangan
(arus) yang terukur oleh voltmeter (amper-meter).Karena harga Vm pada umumnya
jauh lebih besar dari pada Vg (tegangan cut-in dioda), maka pada pembahasan penyearah
ini Vg
diabaikan.
Prinsip kerja penyearah setengah gelombang adalah
bahwa pada saat sinyal input berupa siklus positip maka dioda mendapat bias
maju sehingga arus (i) mengalir ke beban (RL), dan sebaliknya bila
sinyal input berupa siklus negatip maka dioda mendapat bias mundur sehingga
tidak mengalir arus. Bentuk gelombang tegangan input (vi) ditunjukkan pada (b)
dan arus beban (i) pada (c) dari Gambar 2.1.
|
Arus dioda yang mengalir melalui beban RL (i) dinyatakan dengan: .
i = Im Sin wt ,jika 0 £wt £p (siklus positip)
i = 0 ,jikap£wt £ 2p (siklus negatip)
|
|
Resistansi dioda pada saat ON (mendapat bias maju) adalah Rf,
yang umumnya nilainya lebih kecil dari RL. Pada saat dioda OFF (mendapat bias mundur)
resistansinya besar sekali atau dalam pembahasan ini dianggap tidak terhigga,
sehingga arus dioda tidak mengalir atau i = 0.
Arus yang mengalir ke beban (i) terlihat pada Gambar (c) bentuknya sudah
searah (satu arah) yaitu positip semua.Apabila arah dioda dibalik, maka arus
yang mengalir adalah negatip. Frekuensi
sinyal keluaran dari penyearah setengah gelombang ini adalah sama dengan
frekuensi input (dari jala-jala listrik) yaitu 50 Hz. Karena jarak dari puncak satu ke puncak
berikutnya adalah sama.
Bila diperhatikan meskipun sinyal keluaran masih
berbentuk gelombang, namun arah gelombangnya adalah sama, yaitu positip (Gambar
c). Berarti harga rata-ratanya tidak
lagi nol seperti halnya arus bolak-balik, namun ada suatu harga tertentu. Arus rata-rata ini (Idc) secara matematis
bisa dinyatakan:
|
Tegangan keluaran dc yang berupa turun tegangan dc pada beban adalah:
Vdc = Idc.RL
Im.RL
Vdc
= ¾¾¾¾
p
Apabila harga Rf jauh lebih kecil dari RL, yang berarti Rf bisa
diabaikan, maka:
Vm = Im.RL
Sehingga:
|
Apabila penyearah bekerja pada tegangan Vm yang kecil, untuk memperoleh
hasil yang lebih teliti, maka tegangan cut-in dioda (Vg) perlu dipertimbangkan,
yaitu:
|
Dalam perencanaan rangkaian penyearah yang juga penting untuk diketahui
adalah berapa tegangan maksimum yang boleh diberikan pada dioda. Tegangan
maksimum yang harus ditahan oleh dioda ini sering disebut dengan istilah PIV
(peak-inverse voltage) atau tegangan puncak
balik. Hal ini karena pada saat
dioda mendapat bias mundur (balik) maka tidak arus yang mengalir dan semua
tegangan dari skunder trafo berada pada dioda.Bentuk gelombang dari sinyal pada
dioda dapat dilihat pada Gambar 2.1. PIV
untuk penyearah setengah gelombang ini adalah:
|
Bentuk gelombang sinyal pada dioda seperti Gambar 2.2
dengan anggapan bahwa Rf dioda diabaikan, karena nilainya kecil sekali dibanding
RL. Sehingga pada saat siklus positip
dimana dioda sedang ON (mendapat bias maju), terlihat turun tegangannya adalah
nol.Sedangkan saat siklus negatip, dioda sedang OFF (mendapat bias mundur)
sehingga tegangan puncak dari skunder trafo (Vm) semuanya berada pada dioda.
- Penyearah
Gelombang Penuh Dengan Trafo CT
Rangkaian penyearah gelombang penuh ada dua macam,
yaitu dengan menggunakan trafo CT (center-tap = tap tengah) dan dengan sistem
jembatan. Gambar 15 menunjukkan
rangkaian penyearah gelombang penuh dengan menggunaka trafo CT.Terminal skunder
dari Trafo CT mengeluarkan dua buah tegangan keluaran yang sama tetapi fasanya
berlawanan dengan titik CT sebagai titik tengahnya. Kedua keluaran ini masing-masing dihubungkan
ke D1 dan D2, sehingga saat D1 mendapat sinyal siklus positip maka D1 mendapat
sinyal siklus negatip, dan sebaliknya.Dengan demikian D1 dan D2 hidupnya
bergantian. Namun karena arus i1
dan i2 melewati tahanan beban (RL) dengan arah yang sama, maka iL
menjadi satu arah (2.3 c).
|
Terlihat dengan jelas bahwa rangkaian penyearah
gelombang penuh ini merupakan gabungan dua buah penyearah setengah gelombang
yang hidupnya bergantian setiap setengah siklus.Sehingga arus maupun tegangan
rata-ratanya adalah dua kali dari penyearah setengah gelombang. Dengan cara penurunan yang sama, maka
diperoleh:
|
|
dan
Apabila harga Rf jauh lebih kecil dari RL, maka Rf bisa diabaikan,
sehingga:
|
|
Apabila penyearah bekerja pada tegangan Vm yang kecil, untuk memperoleh hasil yang lebih teliti, maka tegangan cut-in dioda (Vg) perlu dipertimbangkan, yaitu:0
|
Tegangan
puncak inverse yang dirasakan oleh dioda adalah sebesar 2Vm. Misalnya pada saat siklus positip, dimana D1
sedang hidup (ON) dan D2 sedang mati (OFF), maka jumlah tegangan yang berada
pada dioda D2 yang sedang OFF tersebut adalah dua kali dari tegangan sekunder trafo. Sehingga PIV untuk masing-masing dioda dalam
rangkaian penyearah dengan trafo CT adalah:
- Penyearah
Gelombang Penuh Sistem Jembatan
Penyearah gelombang
penuh dengan sistem jembatan ini bisa menggunakan sembarang trafo baik yang CT
maupun yang biasa, atau bahkan bisa juga tanpa menggunakan trafo.rangkaian
dasarnya adalah seperti pada Gambar 2.4.
Prinsip kerja rangkaian penyearah gelombang penuh sistem jembatan dapat
dijelaskan melalui Gambar 2.4. Pada saat
rangkaian jembatan mendapatkan bagian positip dari siklus sinyal ac, maka
(Gambar 16 b):
- D1 dan D3 hidup (ON), karena
mendapat bias maju
- D2 dan D4 mati (OFF), karena mendapat
bias mundur
Sehingga arus i1 mengalir melalui D1, RL, dan D3,
sedangkan apabila jembatan memperoleh bagian siklus negatip, maka (Gambar 16
c):
- D2 dan D4 hidup (ON), karena
mendapat bias maju
- D1 dan D3 mati (OFF), karena
mendapat bias mundur
Sehingga arus i2
mengalir melalui D2, RL, dan D4.
Arah arus i1
dan i2 yang melewati RL sebagaimana terlihat pada Gambar 2.4 b dan c adalah
sama, yaitu dari ujung atas RL menuju ground.
Dengan demikian arus yang mengalir ke beban (iL) merupakan penjumlahan
dari dua arus i1 dan i2, dengan menempati paruh waktu masing-masing (Gambar 2.4
d). Besarnya arus rata-rata pada beban adalah sama seperti penyearah gelombang
penuh dengan trafo CT, yaitu: Idc = 2Im/p = 0.636 Im. Untuk harga Vdc dengan memperhitungkan harga
Vg
adalah:
|
Harga 2Vg
ini diperoleh karena pada setiap siklus terdapat dua buah dioda yang
berhubungan secara seri.Disamping harga 2Vg ini, perbedaan lainnya
dibanding dengan trafo CT adalah harga PIV.
Pada penyearah gelombang penuh dengan sistem jembatan ini PIV
masing-masing dioda adalah:
|





